Pelajar Disabilitas pun Harus Melek IT

By Abdi Satria


nusakini.com-Semarang – Bramudia Nur Alam dan rekan satu timnya Keisa Fajar Putra Imanudin begitu antusias memamerkan game animasi ciptaan mereka kepada Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat menghadiri sosialisasi Program Pengembangan Murid Penyandang Disabilitas di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng, Jumat (3/5). 

Siswa Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Semarang itu telah mengukir prestasi di kancah internasional pada kompetisi Global IT Challenge (GITC) for Youth with Disabilities 2018 yang dihelat di New Delhi, India. 

Kepada Gus Yasin, sapaan akrab Wagub, Alam mengutarakan keinginannya agar pemerintah dapat mendukung pemberdayaan siswa disabilitas untuk mengembangkan kompetensinya pada era digital saat ini. Mereka perlu dibekali keterampilan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). 

“Anak-anak disabilitas mesti dikembangkan ke era digital. Kita bisa bikin web dan harapan saya di Semarang ada IT center. Jadi pelajar disabilitas kita tampung untuk bisa belajar IT bersama, sharing knowledge, anak zaman now harus melek teknologi,” ujarnya mantap. 

Mendengarkan pendapat Alam, putera ulama kharismatik KH Maimoen Zubair itu mendukung keinginan para pelajar disabilitas dalam mengembangkan kompetensi TIK pada era digital sekarang. 

“Mereka butuh fasilitas TI untuk mengembangkan kemampuan teman-teman disabilitas dan ini harus kita support betul. Apalagi Pak Gubernur sudah berkomitmen, ayo kita rangkul semua disabilitas untuk kita libatkan di semua lini,” ujarnya. 

Gus Yasin menjelaskan, Pemprov Jateng berkomitmen untuk mendukung pemberdayaan pelajar disabilitas. Pihaknya mendorong pengembangan sekolah inklusi di daerah agar anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) dapat mengenyam pendidikan berdampingan dengan anak pada umumnya. Pasalnya, di Jateng, ABK yang menimba ilmu di sekolah luar biasa setingkat sekolah dasar, baru berkisar 54 persen. 

Dia mencontohkan, Kabupaten Banyumas yang sudah menerapkan sekolah inklusi dengan baik. Hal tersebut diharapkan dapat direplikasi di kabupaten/ kota lainnya di Jateng. 

“Keinginan kuat kami untuk mengembangkan sekolah inklusi. Alhamdulillah ketika saya mengangkat sekolah inklusi di Jawa Tengah disambut baik oleh rekan-rekan,” paparnya. 

Ditambahkan, Jateng harus menjadi provinsi yang ramah anak. Khususnya mereka yang memiliki kebutuhan khusus. 

“Dan ini pertama kalinya kita sharing dengan Kampus Guru Cikal yang diasuh oleh Mbak Najeela Shihab yang memang berkonsentrasi dengan sekolah inklusi. Kita perlu kerja samakan di kabupaten/ kota yang memiliki kewenangan SD dan di Jawa Tengah baru ada di Banyumas, kita harap seluruh kabupaten bisa kerja sama,” jelasnya. 

Mantan anggota DPRD Provinsi Jateng itu menambahkan, dukungan terhadap ABK juga diwujudkan dengan sarana dan prasarana yang ramah disabilitas. 

“Semoga secepatnya gedung-gedung atau kantor kami ramah terhadap disabilitas. Bagaimana kita ingin mengembangkan pendidikan inklusi jika fasilitas saja belum kita mulai bangun, maka kita kejar betul,” tegasnya.(p/ab)